Titrasi kompleksometri adalah salah satu metode kuantitatif dengan
memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya,
yang umum di indonesia EDTA ( disodium ethylendiamintetraasetat/
tritiplex/ komplekson, dll ).
Kestabilan
termodinamik (dari) suatu spesi merupakan ukuran sejauh mana spesi ini
akan terbentuk dari spesi-spesi lain pada kondisi-kondisi tertentu,
jika sistem itu dibiarkan mencapai keseimbanagan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks, yaitu :
a. Kemampuan mengkompleks logam-logam.
Kemampuan mengkompleks relatif (dari) logam-logam digambarkan dengan baik menurut klarifikasi Schwarzenbach, yang dalam garis besarnya didasarkan atas pembagian logam menjadi asam Lewis (penerima pasangan elektron) kelas A dan kelas B.
b. Ciri-ciri khas ligan itu.
Di antara ciri-ciri khas ligan yang umum diakui sebagai mempengaruhi kestabilan kompleks dalam mana ligan itu terlibat, adalah :
1. kekuatan basa dari ligan itu,
2. sifat-sifat penyepitan (jika ada), dan
3. efek-efek sterik (ruang).
Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam
titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilendiamina tetraasetat
(dinatrium EDTA). Senyawa ini dengan banyak kation membentuk kompleks
dengan perbandingan 1 : 1, beberapa valensinya:
M++ + (H2Y)= (MY)= + 2 H+
M3+ + (H2Y)= (MY)- + 2 H+
M4+ + (H2Y)= (MY) + 2 H+
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri :
Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- HgCl2
(Khopkar, 2002).
M++ + (H2Y)= (MY)= + 2 H+
M3+ + (H2Y)= (MY)- + 2 H+
M4+ + (H2Y)= (MY) + 2 H+
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri :
Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- HgCl2
(Khopkar, 2002).
1. Titrasi
langsungTitrasi ini biasa digunakan untuk ion-ion yang tidak mengendap pada
pHtitrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan cepat. Contohpenentuannya
ialah untuk ion-ion Mg, Ca, dan Fe.
2. Titrasi
kembaliTitrasi ini digunakan untuk ion-ion logam yang mengendap pada pH
titrasi,reaksi pembentukan kompleksnya berjalan lambat. Contoh
penentuannyaialah untuk penentuan ion Ni.
3. Titrasi
penggantian atau titrasi substitusiTitrasi ini digunakan untuk ion-ion logam
yang tidak bereaksi sempurnadengan indikator logam yang membentuk kompleks EDTA
yang lebih stabildaripada kompleks ion-ion logam lainnya, contoh penentuannya
ialah untuk ion-ion Ca dan Mg.
4. Titrasi tidak
langsungTitrasi ini dilakukan dengan cara, yaitu :
a. Titrasi
kelebihan kation pengendap (misalnya penetapan ion sulfat, danfosfat).
b. Titrasi
kelebihan kation pembentuk senyawa kompleks (misalnyapenetapan ion sianida)
(Bassett
et al.
, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar