Minggu, 29 April 2012

Kompleksometri dan Standarisasi EDTA

     Titrasi kompleksometri adalah salah satu metode kuantitatif dengan memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya, yang umum di indonesia EDTA ( disodium ethylendiamintetraasetat/ tritiplex/ komplekson, dll ).
Kestabilan termodinamik (dari) suatu spesi merupakan ukuran sejauh mana spesi ini akan terbentuk dari spesi-spesi lain pada kondisi-kondisi tertentu, jika sistem itu dibiarkan mencapai keseimbanagan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks, yaitu :
a.  Kemampuan mengkompleks logam-logam.
     Kemampuan mengkompleks relatif (dari) logam-logam digambarkan dengan baik menurut klarifikasi Schwarzenbach, yang dalam garis besarnya didasarkan atas pembagian logam menjadi asam Lewis (penerima pasangan elektron) kelas A dan kelas B.
b.  Ciri-ciri khas ligan itu.
     Di antara ciri-ciri khas ligan yang umum diakui sebagai mempengaruhi kestabilan kompleks dalam mana ligan itu terlibat, adalah :
1.  kekuatan basa dari ligan itu,
2.  sifat-sifat penyepitan (jika ada), dan
3.  efek-efek sterik (ruang).

     Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA). Senyawa ini dengan banyak kation membentuk kompleks dengan perbandingan 1 : 1, beberapa valensinya:
M++ + (H2Y)= (MY)= + 2 H+
M3+ + (H2Y)= (MY)- + 2 H+
M4+ + (H2Y)= (MY) + 2 H+
     Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri :
Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- HgCl2
(Khopkar, 2002).

Macam-macam titrasi yang sering digunakan dalam kompleksometri,antara lain :
1. Titrasi langsungTitrasi ini biasa digunakan untuk ion-ion yang tidak mengendap pada pHtitrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan cepat. Contohpenentuannya ialah untuk ion-ion Mg, Ca, dan Fe.
2. Titrasi kembaliTitrasi ini digunakan untuk ion-ion logam yang mengendap pada pH titrasi,reaksi pembentukan kompleksnya berjalan lambat. Contoh penentuannyaialah untuk penentuan ion Ni.
3. Titrasi penggantian atau titrasi substitusiTitrasi ini digunakan untuk ion-ion logam yang tidak bereaksi sempurnadengan indikator logam yang membentuk kompleks EDTA yang lebih stabildaripada kompleks ion-ion logam lainnya, contoh penentuannya ialah untuk ion-ion Ca dan Mg.
4. Titrasi tidak langsungTitrasi ini dilakukan dengan cara, yaitu :
        a. Titrasi kelebihan kation pengendap (misalnya penetapan ion sulfat, danfosfat).
       b. Titrasi kelebihan kation pembentuk senyawa kompleks (misalnyapenetapan ion sianida) (Bassett
et al.
, 1994).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar