Minggu, 11 Mei 2014

Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu Dengan Strip Pada Diabetes Mellitus



Diabetes Mellitus
          Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis yaitu dimana konsentrasi (glukosa) darah berada di atas normal dalam jangka waktu lama (kronis). Pengertian lain adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif di latar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo, 2009).
2. Prevalensi
Berdasarkan data Litbang DepKes bulan Desember 2008 menunjukkan prevalensi nasional untuk Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) sebesar 10,25% dan Diabetes Mellitus sebesar 5,7%. Pertumbuhan pola penduduk saat ini diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun dengan asumsi prevalensi Diabetes Mellitus (DM) 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien Diabetes Mellitus (Soegondo, 2009). Prevalensi di seluruh dunia sebanyak 4%. Prevalensi akan terus meningkat dan diperkirakan akan mencapai 5,4% pada tahun 2025. Di Indonesia meskipun belum ada data yang resmi, tetapi diperkirakan prevalensinya akan terus meningkat.
3. Jenis – jenis Diabetes Mellitus ada 2 macam, yaitu :
a.    Diabetes Mellitus Tipe 1
b.     Diabetes Mellitus Tipe 2
4. Patofisiologi
a.    Diabetes Mellitus Tipe 1
Pada Diabetes Mellitus Tipe 1 ini didapatkan jumlah insulin yang kurang atau pada keadaan kualitas insulinnya tidak baik (resistensi insulin), insulin dihasilkan oleh sel beta yang dapat membantu masuknya glukosa dalam sel untuk dimetabolisme menjadi energi. Apabila insulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat.
b.    Diabetes Mellitus Tipe 2
Pada Diabetes Mellitus Tipe 2 ini didapatkan jumlah insulin bisa normal, namun jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang, sehingga glukosa dalam darah tetap berada di luar sel yang mengakibatkan kadar glukosa dalam darah meningkat (Subekti, 2009).
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah, yaitu :
a. Stress emosional, demam, infeksi, trauma, dan obesitas dapat memicu meningkatkan kadar glukosa darah.
b. Makan yang berlebihan dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
c. Usia, orang dewasa mempunyai kadar glukosa darah yang cenderung lebih tinggi diakibatkan proses penuaan menyebabkan sekresi insulin menurun.
d. Aktivitas berlebihan dapat menurunkan kadar glukosa darah (Kee, 2008).
6. Gejala Klinis Diabetes Mellitus, yaitu :
a. Poliuria
            Berlebihnya volume urine disertai gejala sering buang air kecil.
b. Polidipsia
Peningkatan rasa haus yang diakibatkan seringnya buang air kecil yang menyebabkan dehidrasi.
c. Polifagia
Peningkatan rasa lapar yang diakibatkan keadaan paska absorbsi yang kronik, katabolisme protein dan lemak, serta kelaparan relatif sel-sel.
d. Kelemahan otot
Keadaan ini diakibatkan oleh katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi (Corwin, 2009).
6. Glukosa
                    Glukosa merupakan kelompok senyawa karbohidrat sederhana atau menosakarida. Di alam, glukosa terdapat dalam buah – buahan dan madu lebah. Glukosa berfungsi sebagai sumber energi untuk sel–sel otak, sel–sel saraf, dan sel darah merah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap yaitu antara 70 – 100 mg tiap 100 ml darah.

7. Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu
a. Pengertian
       Pemeriksaan ini merupakan salah satu pemeriksaan kimia yang bertujuan untuk screening Diabetes Mellitus sebagai upaya deteksi dini terhadap penyakit ini (Dewi, 2008). Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan strip dengan prinsip enzim glukosa oksidase dan menggunakan teknologi biosensor yang spesifik untuk pengukuran glukosa. Pada pemeriksaan ini perlu diperhatikan tahap pra analitik, analitik, dan post analitiknya (Sugiyarti, 2010).
Pemeriksaan ini untuk mengukur kadar glukosa darah yang diambil kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah sewaktu (Maulana, 2009).
b. Sampel
Sampel yang digunakan pada pemeriksaan yaitu darah dengan atau tanpa antikoagulan (EDTA, Heparin, dan NaF).
c. Cara Kerja
1. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol power, kemudian simbol strip dan nomor kode akan berkedip – kedip (pastikan nomor kode sama dengan nomor yang tertera pada tabung strip).
2. Masukkan strip  pada lubang alat dengan posisi sesuai dengan gambar anak panah yang tertera pada strip sampai keluar bunyi “bip” dan gambar tetes darah yang berkedip – kedip.
3. Desinfeksi salah satu ujung jari yang akan ditusuk (jari 2, 3, 4) dengan kapas alkohol 70%, tunggu kering kemudian tusuk.
4. Usap darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering, kemudian letakkan tetesan darah selanjutnyan pada strip pastikan tempat sampel terisi penuh, tutup bekas tusukan dengan kapas kering.
5. Dengan otomatis darah akan terhisap dan secara otomatis juga alat tersebut akan membaca kadar glukosa darah dengan biosensornya.
d. Harga Normal
Kadar normal glukosa darah sewaktu yaitu berkisar antara 70 – 100 mg/dl.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis yaitu kondisi dimana konsentrasi glukosa darah berada di atas normal dalam jangka waktu lama (kronis). Penyandang DM harus menjaga konsentrasi glukosa darahnya dengan baik untuk mencegah timbulnya komplikasi di kemudian hari. Selain dengan pengaturan pola makan, olahraga dan pengobatan, hal lain yang perlu dilakukan yaitu pemeriksaan rutin glukosa darah. Ada tiga macam pemeriksaan glukosa darah, diantaranya glukosa darah sewaktu, puasa, dan 2 jam setelah makan (post prandial).    
Kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu humoral faktor seperti insulin, glukagon, kortisol, sistem reseptor di otot dan sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan.
Pemeriksaan glukosa darah yang baik dan sering dilakukan yaitu pemeriksaan glukosa darah sewaktu, karena pemeriksaan ini sendiri bertujuan untuk upaya deteksi dini penyakit DM. Adanya upaya deteksi dini DM dengan melakukan screening diharapkan dapat menurunkan resiko komplikasi dan meningkatkan upaya pengendalian sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia hidup pederita. Pemeriksaan ini cukup efektif dan tergolong mudah dikarenakan kita dapat mengambil sampelnya sewaktu-waktu.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu alat TMS Analyzer dengan sampel serum dan alat kecil (Gluco-DR) atau sering disebut cara strip dengan sampel wholeblood. Pemeriksaan glukosa darah dengan Gluco-DR tergolong mudah, cepat, dan akurat. Selain tergolong mudah, cepat, akurat, pemeriksaan ini juga memiliki kekurangan salah satunya akan menghasilkan hasil rendah palsu jika sampel darah yang digunakan tidak penuh. Hal itu dikarenakan alat tersebut membaca kadar glukosa darah sesuai sampel yang diberikan menggunakan biosensornya. Jadi, disini jelas bahwa pemberian sampel wholeblood  dalam alat Gluco-DR harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.


DAFTAR PUSTAKA

Corwin E.J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Edisi 3. Halaman : 630.
Kee J.L., 2003. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Edisi 11. Halaman : 519.
Maulana M., 2008. Mengenal Diabetes Panduan Praktis Mengenai Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta: Penerbit Katahari.
http://www.share-pdf.com/6c841d2a15db4f94851649a1783200dc/Windy-Hermawan.htm. halaman : 3-4.
Rasmika D., 2008. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Masyarakat Dusun Samu Mambal Kabupaten Badung. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Udayana: Bali. Halaman : 3.
Soegondo S., 2009. Diagnosis Dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. Halaman : 53.
Subekti I., 2009. Patofisiologi, Gejala, dan Tanda Diabetes Mellitus. Dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/download/916/856. Halaman : 686-690.
Sugiyarti., 2010. Perbandingan Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal di RSUD Kota Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang: Semarang. Halaman : 8.



1 komentar:

  1. Daun insulin ini bagus untuk

    turunin gula darah
    http://berkhasiat.web.id/1496-jual-daun-insulin-yak

    BalasHapus