Diabetes
Mellitus
Diabetes
Mellitus (DM) atau kencing manis yaitu dimana konsentrasi (glukosa) darah
berada di atas normal dalam jangka waktu lama (kronis). Pengertian lain adalah
suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya
peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif
di latar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo, 2009).
2.
Prevalensi
Berdasarkan data Litbang DepKes bulan Desember 2008
menunjukkan prevalensi nasional untuk Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) sebesar
10,25% dan Diabetes Mellitus sebesar 5,7%. Pertumbuhan pola penduduk saat ini
diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia
di atas 20 tahun dengan asumsi prevalensi Diabetes Mellitus (DM) 4,6% akan
didapatkan 8,2 juta pasien Diabetes Mellitus (Soegondo, 2009). Prevalensi di
seluruh dunia sebanyak 4%. Prevalensi akan terus meningkat dan diperkirakan
akan mencapai 5,4% pada tahun 2025. Di Indonesia meskipun belum ada data yang
resmi, tetapi diperkirakan prevalensinya akan terus meningkat.
3.
Jenis – jenis Diabetes Mellitus ada 2 macam, yaitu :
a. Diabetes
Mellitus Tipe 1
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
4.
Patofisiologi
a. Diabetes
Mellitus Tipe 1
Pada Diabetes Mellitus Tipe 1 ini didapatkan jumlah
insulin yang kurang atau pada keadaan kualitas insulinnya tidak baik
(resistensi insulin), insulin dihasilkan oleh sel beta yang dapat membantu
masuknya glukosa dalam sel untuk dimetabolisme menjadi energi. Apabila insulin
tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga
menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat.
b. Diabetes
Mellitus Tipe 2
Pada
Diabetes Mellitus Tipe 2 ini didapatkan jumlah insulin bisa normal, namun
jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang, sehingga glukosa
dalam darah tetap berada di luar sel yang mengakibatkan kadar glukosa dalam
darah meningkat (Subekti, 2009).
5.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah, yaitu :
a.
Stress emosional, demam, infeksi, trauma, dan obesitas dapat memicu
meningkatkan kadar glukosa darah.
b.
Makan yang berlebihan dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
c.
Usia, orang dewasa mempunyai kadar glukosa darah yang cenderung lebih tinggi
diakibatkan proses penuaan menyebabkan sekresi insulin menurun.
d.
Aktivitas berlebihan dapat menurunkan kadar glukosa darah (Kee, 2008).
6.
Gejala Klinis Diabetes Mellitus, yaitu :
a. Poliuria
Berlebihnya volume urine disertai
gejala sering buang air kecil.
b. Polidipsia
Peningkatan
rasa haus yang diakibatkan seringnya buang air kecil yang menyebabkan
dehidrasi.
c. Polifagia
Peningkatan
rasa lapar yang diakibatkan keadaan paska absorbsi yang kronik, katabolisme
protein dan lemak, serta kelaparan relatif sel-sel.
d. Kelemahan otot
Keadaan ini diakibatkan oleh katabolisme protein di
otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai
energi (Corwin, 2009).
6.
Glukosa
Glukosa merupakan kelompok senyawa
karbohidrat sederhana atau menosakarida. Di alam, glukosa terdapat dalam buah –
buahan dan madu lebah. Glukosa berfungsi sebagai sumber energi untuk sel–sel
otak, sel–sel saraf, dan sel darah merah. Darah manusia normal mengandung
glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap yaitu antara 70 – 100 mg tiap
100 ml darah.
7.
Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu
a. Pengertian
Pemeriksaan
ini merupakan salah satu pemeriksaan kimia yang bertujuan untuk screening Diabetes Mellitus sebagai
upaya deteksi dini terhadap penyakit ini (Dewi, 2008). Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan strip dengan
prinsip enzim glukosa oksidase dan menggunakan teknologi biosensor yang
spesifik untuk pengukuran glukosa. Pada pemeriksaan ini perlu diperhatikan
tahap pra analitik, analitik, dan post analitiknya (Sugiyarti, 2010).
Pemeriksaan ini untuk mengukur kadar glukosa darah
yang diambil kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah sewaktu (Maulana, 2009).
b.
Sampel
Sampel yang digunakan pada pemeriksaan yaitu darah
dengan atau tanpa antikoagulan (EDTA, Heparin, dan NaF).
c.
Cara Kerja
1.
Hidupkan alat dengan cara menekan tombol power, kemudian simbol strip dan nomor kode akan berkedip –
kedip (pastikan nomor kode sama dengan nomor yang tertera pada tabung strip).
2.
Masukkan strip pada lubang alat dengan posisi sesuai dengan
gambar anak panah yang tertera pada strip
sampai keluar bunyi “bip” dan gambar tetes darah yang berkedip – kedip.
3.
Desinfeksi salah satu ujung jari yang akan ditusuk (jari 2, 3, 4) dengan kapas
alkohol 70%, tunggu kering kemudian tusuk.
4.
Usap darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering, kemudian letakkan
tetesan darah selanjutnyan pada strip
pastikan tempat sampel terisi penuh, tutup bekas tusukan dengan kapas kering.
5.
Dengan otomatis darah akan terhisap dan secara otomatis juga alat tersebut akan
membaca kadar glukosa darah dengan biosensornya.
d. Harga Normal
Kadar normal glukosa darah sewaktu yaitu berkisar
antara 70 – 100 mg/dl.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis yaitu
kondisi dimana konsentrasi glukosa darah berada di atas normal dalam jangka
waktu lama (kronis). Penyandang DM harus menjaga konsentrasi glukosa darahnya
dengan baik untuk mencegah timbulnya komplikasi di kemudian hari. Selain dengan
pengaturan pola makan, olahraga dan pengobatan, hal lain yang perlu dilakukan
yaitu pemeriksaan rutin glukosa darah. Ada tiga macam pemeriksaan glukosa
darah, diantaranya glukosa darah sewaktu, puasa, dan 2 jam setelah makan (post prandial).
Kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh faktor
endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu humoral faktor seperti insulin,
glukagon, kortisol, sistem reseptor di otot dan sel hati. Faktor eksogen antara
lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang
dilakukan.
Pemeriksaan glukosa darah yang baik dan sering
dilakukan yaitu pemeriksaan glukosa darah sewaktu, karena pemeriksaan ini
sendiri bertujuan untuk upaya deteksi dini penyakit DM. Adanya upaya deteksi
dini DM dengan melakukan screening
diharapkan dapat menurunkan resiko komplikasi dan meningkatkan upaya
pengendalian sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia
hidup pederita. Pemeriksaan ini cukup efektif dan tergolong mudah dikarenakan
kita dapat mengambil sampelnya sewaktu-waktu.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan dua alat,
yaitu alat TMS Analyzer dengan sampel
serum dan alat kecil (Gluco-DR) atau
sering disebut cara strip dengan
sampel wholeblood. Pemeriksaan
glukosa darah dengan Gluco-DR tergolong
mudah, cepat, dan akurat. Selain tergolong mudah, cepat, akurat, pemeriksaan
ini juga memiliki kekurangan salah satunya akan menghasilkan hasil rendah palsu
jika sampel darah yang digunakan tidak penuh. Hal itu dikarenakan alat tersebut
membaca kadar glukosa darah sesuai sampel yang diberikan menggunakan
biosensornya. Jadi, disini jelas bahwa pemberian sampel wholeblood dalam alat Gluco-DR harus diperhatikan karena dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Corwin E.J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Edisi 3. Halaman : 630.
Kee J.L., 2003. Pedoman
Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Edisi 11. Halaman : 519.
Maulana M., 2008. Mengenal Diabetes Panduan Praktis Mengenai Penyakit Kencing Manis.
Yogyakarta: Penerbit Katahari.
http://www.share-pdf.com/6c841d2a15db4f94851649a1783200dc/Windy-Hermawan.htm.
halaman : 3-4.
Rasmika D., 2008.
Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Masyarakat Dusun Samu Mambal
Kabupaten Badung. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Udayana: Bali.
Halaman : 3.
Soegondo S., 2009. Diagnosis Dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta. Halaman : 53.
Subekti I., 2009. Patofisiologi, Gejala, dan Tanda Diabetes Mellitus. Dalam
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta.
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/download/916/856.
Halaman : 686-690.
Sugiyarti., 2010. Perbandingan Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Hemodialisa pada
Penderita Gagal Ginjal di RSUD Kota Semarang. Universitas Muhammadiyah
Semarang: Semarang. Halaman : 8.
Daun insulin ini bagus untuk
BalasHapusturunin gula darah
http://berkhasiat.web.id/1496-jual-daun-insulin-yak