Sabtu, 12 Mei 2012

Kaki Gajah (Filariasis)

FILARIASIS (KAKI GAJAH)
Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria
yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk pada kelenjar getah bening, Penyakit ini
bersifat menahan (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan
cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun
laki-laki.

CARA PENULARAN FILARIASIS
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk
yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva (L3).
Nyamuk sendiri mendapat mikro filarial karena menghisap darah penderita atau dari
hewan yang mengandung mikrofolaria. Nyamuk sebagai vector menghisap darah
penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu beberapa microfilaria ikut terhisap bersama
darah dan masuk dalam lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk microfilaria tidak
berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dalam beberapa hari dari larva 1 sampai
menjadi larva 3, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi.
Didalam tubuh manusia larva 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi
cacing dewasa jantan atau betina serta berkembangbiak.

PENYEBAB FILARIASIS
Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia
Malayi, Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia
terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar
getah bening manusia selama 4 - 6 tahun dan dalam tubuh manusia cacing dewasa betina
menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama
malam hari.

Penyebarannya diseluruh Indoensia baik di pedesaan maupun diperkotaan..Nyamuk
merupakan vektor filariasis Di Indonesia ada 23 spesies nyamuk yang diketahui bertindak
sebagai vektor dari genus: mansonia, culex, anopheles, aedes dan armigeres.
· W. bancrofti perkotaan vektornya culex quinquefasciatus
· W. bancrofti pedesaan: anopheles, aedes dan armigeres
· B. malayi : mansonia spp, an.barbirostris.
· B. timori : an. barbirostris.
Mikrofilaria mempunyai periodisitas tertentu tergantung dari spesies dan tipenya.Di
Indonesia semuanya nokturna kecuali type non periodic Secara umum daur hidup ketiga
spesies sama Tersebar luas di seluruh Indonesia sesuai dengan keadaan lingkungan
habitatnya ( got, sawah, rawa, hutan ).

Faktor yang mempengaruhi :
 Lingkungan fisik :Iklim, Geografis, Air dan lainnnya,
 Lingkungan biologik: lingkungan Hayati yang mempengaruhi penularan;
hutan, reservoir, vector
 lingkungan social – ekonomi budaya : Pengetahuan, sikap dan perilaku, adat
Istiadat, Kebiasaan dsb,
 Ekonomi: Cara Bertani, Mencari Rotan, Getah Dsb
Penularan dapat terjadi apabila ada 5 unsur yaitu sumber penular (manusia dan hewan),
Parasit , Vektor, Manusia yang rentan, Lingkungan (fisik, biologik dan sosial-ekonomibudaya).

GEJALA DAN TANDA FILARIASIS
1. Gejala dan tanda klinis akut :
 Demam berulang ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan
timbul lagi setelah bekerja berat
 Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha,
ketiak (limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
 Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar
dari pangkal ke arah ujung kaki atau lengan
 Abses filaria terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar getah bening, dapat
pecah dan dapat mengeluarkan darah serta nanah
 Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat kelamin perempuan dan laki-laki
yang tampak kemerahan dan terasa panas.
2. Gejala dan tanda klinis kronis :
 Limfedema : Infeksi Wuchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum, penis,
vulva vagina dan payudara, Infeksi Brugia dapat mengenai kaki dan lengan
dibawah lutut / siku lutut dan siku masih normal
 Hidrokel : Pelebaran kantung buah zakar yang berisi cairan limfe, dapat sebagai
indikator endemisitas filariasis bancrofti
 Kiluria : Kencing seperti susu kebocoran sel limfe di ginjal, jarang
ditemukan
 DIAGNOSIS FILARIASIS


1. Klinis - diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan gejala dan tanda klinis akut ataupun
kronis
2. Laboratorium - Seseorang dinyatakan sebagai penderita falariasis apabila di dalam
darahnya positif ditemukan mikrofilaria. Untuk uji laboratorium sebaiknya gunakan
darah jari yang diambil pada malam hari (pukul 20.00 - 02.00).

PENGOBATAN
1. Pengobatan Masal
dilakukan di daerah endemis (mf rate > 1%) dengan menggunakan obat Diethyl
Carbamazine Citrate (DEC) dikombilansikan dengan Albendazole sekali setahun selama
5 tahun berturut-turut. Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam atau pusing
dapat diberikan Pracetamol.
Pengobatan massal diikuti oleh seluruh penduduk yang berusia 2 tahun ke atas, yang
ditunda selain usia ≤ 2 tahun, wanita hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita
penyakit berat.
2. Pengobatan Selektif
Dilakukan kepada orang yang mengidap mikrofilaria serta anggota keluarga yang tinggal
serumah dan berdekatan dengan penderita di daerah dengan hasil survey mikrofilaria <
1% (non endemis)
3. Pengobatan Individual (penderita kronis)
Semua kasus klinis diberikan obat DEC 100 mg, 3x sehari selama 10 hari sebagai
pengobatan individual serta dilakukan perawatan terhadap bagian organ tubuh yang
bengkak.
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
1. Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
2. Memberantas nyamuk serta sumber perindukan
3. Meminum obat anti penyakit gajah secara masal

1 komentar:

  1. Harrah's Resort Southern California - Mapyro
    The Harrah's Resort 제주 출장마사지 Southern California provides comfortable accommodation, 24-hour casino gaming, and 서산 출장안마 poker 논산 출장마사지 rooms and 보령 출장안마 suites. We offer the finest 제주 출장마사지

    BalasHapus